1.
Tombak
Alat penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknya dipegang oleh nelayan kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil tangkapan. Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan tangkai senapan. Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan cara melakukan penyelaman pada perairan karang. Untuk penangkapan dengan panah biasa, umumnya dilakukan dekat pantai atau perairan dangkal. Harpun Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan untuk menangkap paus, dimana tombak langsung dilemparkan dengan tangan kearah sasaran (paus) dari atas perahu.Kecenderungan alat tangkap yang relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangat selektif karena ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat merusak habitat bila disalahgunakan.
Alat penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkait balik (mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknya dipegang oleh nelayan kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk mengambil hasil tangkapan. Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan tangkai senapan. Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan cara melakukan penyelaman pada perairan karang. Untuk penangkapan dengan panah biasa, umumnya dilakukan dekat pantai atau perairan dangkal. Harpun Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan untuk menangkap paus, dimana tombak langsung dilemparkan dengan tangan kearah sasaran (paus) dari atas perahu.Kecenderungan alat tangkap yang relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangat selektif karena ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat merusak habitat bila disalahgunakan.
2.
Jaring Insang
(Gillnet)
Jaring insang adalah jaring berbentuk empat persegi panjang, mata jaring berukuran sama dilengkapi dengan pelampung pada bagian atas dan pemberat pada bagian bawah jaring. Dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan oleh nelayan secara pasif dengan ukuran mesh size. Alat penangkap ini terdiri dari tingting (piece) dengan ukuran mata jaring, panjang, dan lebar yang bervariasi. Dalam operasi biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net.
a.
Jaring Insang Dasar (Bottom Gillnet)
Definisi
Jaring
insang dasar (bottom gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang
sama, dioperasikan pada bagian dasar perairan dengan sasaran penangkapan adalah
ikan demersal
Teknik operasi bottom gillnet
·
Setting
Pada
saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan
jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net
dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya
akan dapat
menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan
gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing
dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup
insang) atau dengan cara terpuntal.
·
Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul
dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom
gill net dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ).
Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru
dilakukan kegiatan penyortiran.
Hasil
tangkapan bottom gillnet
Karena jaring ini
direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan
damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat
besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti
flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar
terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara
terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya
herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang,
kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang,
lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini (Fiqrin, 2008).
b.
Jaring Insang Lingkar (Encircling Gillnet)
Definisi
Jaring insang lingkar (encircling gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang
terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata
jaring yang sama, dioperasikan dengan cara melingkarkan gerombolan ikan atau
melingkarkan jaring di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan.
Metode Pengoperasian Alat
·
Pemasangan jaring (setting). Penyusunan encircling gillnet
dilakukan di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting.
·
Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Selama
proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan
rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai.
·
Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu
diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar.
·
Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, encircling gillnet
dioperasikan dengan cara melingkarkan kawanan ikan yang sebelumnya dikumpulkan
dengan alat bantu sinar lampu atau payaos.
·
Kawanan ikan yang terkurung dikejutkan dengan suara dengan cara
memukul-mukul bagian perahu sehingga ikan-ikan terkejut dan bercerai-berai,
akhirnya tersangkut mata jarring.
·
Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring
(hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal.
·
Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya
sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan
mati ketika proses hauling dilakukan
Hasil Tangkapan
Hasil
tangkapan dari pengoperasian encircling gillnet adalah siro/lemuru/sembulak
(Sardinella longiceps), tembang (Clupea fimbriata) dan kembung lelaki
(Rastrelliger kanagurta)
Jaring Insang Permukaan (Surface Gillnet)
Definisi
Jaring
insang permukaan (surface gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang
sama, dioperasikan pada bagian permukaan kolom perairan dengan tujuan
penangkapan adalah ikan pelagis.
Metode Pengoperasian Alat
Pengoperasian
alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting), perendaman jaring
(soaking) dan pengangkatan jaring (hauling):
·
Pemasangan jaring (setting). Penyusunan surface gillnet dilakukan
di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting. Penurunan jaring
dilakukan pada sisi kiri lambung kapal.
·
Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan
berjalan dengan kecepatan rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah
pantai.
·
Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu
diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar dan pelampung tanda.
·
Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, surface gillnet
dioperasikan dengan cara dioperasikan dengan cara diset atau dipasang secara
menetap di permukaan pada daerah penangkapan (fishing ground) atau dibiarkan
hanyut di perairan.
·
Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring
(hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Pada saat hauling, jaring
diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil
tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling
dilakukan.
·
Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil
tangkapan dari jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat.
Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan dari pengoperasian
surface gillnet adalah tenggiri (Scomberomerus commersoni), cakalang
(Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis spp), kuwe (Caranx spp) dan alu-alu
(Sphyraena spp)
3.
Bubu
Perangkap adalah salah satu alat penangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk kurungan, berupa jebakan dimana ikan akan mudah masuk tanpa adanya paksaan dan sulit keluar karena dihalangi dengan berbagai cara. Bahan yang digunakan untuk membuat perangkap : bamboo, rotan, kawat, jaring, tanah liat, plastic, dan sebagainya. Pengoperasiannya di dasar perairan, di permukaan perairan, di sungai daerah arus kuat, dan di daerah pasang surut. Alat ini cenderung selektif karena ikan terperangkap di dalamnya. Meskipun cenderung tidak destruktif, namun untuk jermal (stow net) maka pengaturan mesh size jaringannya dan juga lokasi pemasangannya harus sesuai. Contoh perangkap adalah sero (guiding barrier), jermal (stow net), bubu (portable trap) dan perangkap lain.
4.
Mata Pancing
Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuai dengan jenisnya dapat dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat (sinker), pelampung (float), dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur dengan tangan. Alat ini cenderung tidak destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain.
5.
Jaring Angkat
Jaring angkat adalah suatu alat
pengkapan yang cara pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan dan
mengangkatnya secara vertikal. Alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai
kelambu, ukuran mata jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat ini
menyerupai kotak, dalam pengoperasiannya dapat menggunakan lampu atau umpan
sebagai daya tarik ikan. Jaring ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan
tetap atau dengan tangan manusia. Kecenderungan jaring angkat bersifat
destruktif dan tidak selektif. Contoh jaring angkat adalah bagan perahu atau
rakit (boat / raft lift net), bagan tancap (bamboo platform lift net), dan serok
(scoop net). Alat tangkap ini memiliki ukuran mesh size yang sangat kecil dan
efektif untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil.
Metode Pengoperasian Alat
·
Persiapan menuju fishing ground, biasanya terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan dan persiapan
terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoperasian bagan perahu.
·
Pengumpulan ikan, ketika tiba di lokasi fishing ground dan hari
menjelang malam, maka lampu dinyalakan dan jaring biasanya tidak langsung
diturunkan hingga tiba saatnya ikan terlihat berkumpul di lokasi bagan atau
ingin masuk ke dalam area cahaya lampu.
·
Setting, setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat
berkumpul di lokasi penangkapan, maka jaring diturunkan ke perairan. Jaring
biasanya diturunkan secara perlahan-lahan dengan memutar roller. Penurunan
jaring beserta tali penggantung dilakukan hingga jaring mencapai kedalaman yang
diinginkan.
·
Perendaman jaring (soaking), selama jaring berada di dalam air,
nelayan melakukan pengamatan terhadap keberadaan ikan di sekitar kapal untuk
memperkirakan kapan jaring akan diangkat.
·
Pengangkatan jaring (lifting), lifting dilakukan setelah kawanan
ikan terlihat berkumpul di lokasi penangkapan. Kegiatan lifting ini diawali
dengan pemadaman lampu secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak
terkejut dan tetap terkosentrasi pada bagian perahu di sekitar lampu yang masih
menyala. Ketika ikan sudah berkumpul di tengah-tengah jaring, jaring tersebut
mulai ditarik ke permukaan hingga akhirnya ikan akan tertangkap oleh jaring.
·
Brailing, setelah bingkai jaring naik ke atas permukaan air, maka
tali penggantung pada ujung dan bagian tengah rangka dilepas dan dibawa ke satu
sisi kapal, tali kemudian dilewatkan pada bagian bawah kapal beserta jaringnya.
Tali pemberat ditarik ke atas agar mempermudah penarikan jaring dan lampu
dihidupkan lagi. Jaring kemudian ditarik sedikit demi sedikit dari salah satu
sisi kapal ke atas kapal. Hasil tangkapan yang telah terkumpul diangkat ke atas
dek kapal dengan menggunakan serok (Subani 1972 diacu dalam Takril 2005).
·
Penyortiran ikan, setelah diangkat di atas dek kapal, dilakukan penyortiran
ikan. Penyortiran ini biasanya dilakukan berdasarkan jenis ikan tangkapan,
ukuran dan lain-lain. Ikan yang telah disortir langsung dimasukkan ke dalam
wadah atau peti untuk memudahkan pengangkutan.
Hasil
Tangkapan
Hasil tangkapan umumnya
adalah ikan pelagis kecil seperti tembang teri, selar, pepetek,kerot-kerot,cumi-cumi (Loligo sp),
sotong (Sepia sp), layur (Trichiurus sp) dan kembung (Rastrelliger sp)
6.
Pukat
Udang
Pukat udang atau biasa juga disebut pukat harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping atau belakang. Alat ini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif sehingga dapat merusak semua yang dilewatinya. Oleh karena itu kecenderungan alat tangkap ini dapat menjurus ke alat tangkap yang destruktif. Aturan-aturan yang diberlakukan pada pengoperasian alat ini relatif sudah memadai, namun pada prakteknya sering kali dijumpai penyimpangan-penyimpangan yang pada akhirnya dapat merugikan semua pihak. Tujuan utama pukat udang adalah untuk menangkap udang dan juga ikan perairan dasar (demersal fish).
7. Pukat Cincin (purse seine)
Pukat cincin adalah jaringan yang terbentuk empat persegi panjang, dilengkapi tali kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga membentuk kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkap ini ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap target spesies dan kecenderungan tidak destruktif.
Metode Pengoperasian Alat
Pada
umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) tetapi ada juga
yang menggunakan samping kapal.
·
Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih
dahulu.
·
Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming
direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu
diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal
diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.
·
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat
dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung.
·
Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian
bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring
adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah
horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan
supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah.
·
Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga
memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini,
dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya.
·
Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh
jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul dipindahkan ke atas kapal. Lama
pengoperasian alat ini tidak lebih dari 30 menit hal ini dilakukan karena ikan
yang bergerombol harus segera dilingkari jaring lalu ditangkap.
Hasil
Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama
penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”,
yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada
dekat dengan permukaan air sea surface dan sangatlah diharapkan pula agar
densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya
haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan
volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat
dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan
lebar) yang dipergunakan. Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama
di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus sp), bentang, kembung
(Rastrehinger sp) lemuru (Sardinella sp), slengseng, cumi-cumi (Loligo sp).
8. Pukat Kantong
Pukat kantong adalah jenis jaring menangkap ikan berbentuuk kerucut yang terdiri dari kantong atau bag, badan(body), dua lembar sayap (wing) yang dipasang pada kedua sisi mulut jaring, dan tali penarik (warp). Alat ini tergolong tradisional, tidak merusak lingkungan, dan ukurannya mesh sizenya relatif kecil. Pukat kantong terdiri atas payang, dogol, dan pukat pantai.
·
Pukat
Pantai
Deskripsi
Pukat
pantai (Beach Seine) adalah suatu alat tangkap yang termasuk dalam pukat
kantong, bentuknya seperti payang (berkantong) dan bersayap yang dalam operasi penangkapannya
ditarik ke arah pantai. Dalam arti luas juga dimaksudkan semua jaring baik yang
dilengkapi kantong maupun tidak yang dalam pengoperasiannya menelusuri dasar
dan pada akhir penangkapannya hasilnya didaratkan ke pantai.
Metode Pengoprasian Alat
Pertama-tama
sebelum operasi penangkapan dilakukan, syarat-syarat fishing ground sudah harus
ditemukan dan jarak sudah mencapai sekitar 700 m (sepanjang tali hela) dari pantai.
Jaring diturunkan dengan menggunakan kapal atau perahu sepanjang tali helai
atau selambar. Setelah kedua ujung tali penarik berada di pantai, masing-masing
ujung ditarik oleh sekelompok nelayan yang berjumlah sekitar 13 orang per
kelompok. Pada saat itu perahu kembali kelaut untuk mengambil tali kantong dan
mengikuti jaring hingga ke pantai selama penarikan jaring. Ketika sayap mulai
terangkat di bibir pantai, penarikan di komando oleh seorang mandor untuk
mengatur posisi jarring agar ikan tidak banyak yang lepas. Bersamaan dengan itu
perahu dikayuh menuju ujung kantong yang diberi tanda dengan bendera yang
terpasang pada pelampung. Salah satu dari crew penebar mengikatkan kebo kaos
pada bagian ujung kantong. Kebo kantong tersebut dimaksudkan sebagai tempat
ikan hasil tangkapan agar jaring tidak rusak akibat terlalu banyak muatan.
Sambil memegang kebo kaos tersebut nelayan berenang mengikuti jarring sampai ke
pinggir pantai. Kecepatan penarikan dapat dihitung dengan cara membagi panjang
keseluruhan dengan lamanya penarikan.
Hasil
tangkapan
yang diperoleh dengan
alat tangkap pukat pantai terutama jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan
demersal dan udang antara lain yaitu; pari (rays), cucut(shark), teri (stolepharus spp), bulu ayam (setipinna spp), beloso (saurida spp), manyung (arius spp), sembilang (plotosus spp), krepa (epinephelus spp), kerong-kerong(therapon spp),
gerot-gerot (pristipoma spp), biji nangka (parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek (leiognathus spp), ikan lidah dan sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang (shrimp). Namun menurut Subani
dkk (1989) menyatakan bahwa hasil
tangkapan utama dari alat tangkap ini seperti madidihang (Thunus albacares),
cakalang (Katsuonus pelamis), cumi-cumi (laligo sp.), setuhuk putih (Makaira mazara),
julung-julung (Hemmirhampus far), kuwe (Caranx spp.), layur (Trichiurus spp.), petek (Leiognathus spp.), dan siro (Sardinella spp.) (Karta, 2008).
9.
Pengumpul kerang dan
rumput laut
Jenis Rake (alat penangkap pengumpul kerang/rumput laut) Alat pengumpul kerang dan rumput laut pada umumnya di desain dengan pengoperasian yang sederhana dan pengusahaannya dilakukan dengan skala yang kecil. Alat ini selektif dan tidak destruktif karena ditujukan untuk menangkap target seperti kerang-kerangan. Contoh pengumpul kerang adalah garuk (rake), cengkeraman, dan ladung kima. Sedangkan, contoh pengumpul rumput laut berupa alat sederhana berbentuk galah yang ujungnya bercabang. Akan tetapi, alat ini merusak habitat lingkungan perairan kalau tidak dilakukan sesuai prosedur.
10. Pukat Ikan Karang (muro-ami)
Pukat ikan karang (muro-ami) adalah suatu alat penangkapan yang dibuat dari jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong yang dalam pengoperasiannya dilakukan penggiringan ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk ke bagian kantong yang telah dipasang terlebih dahulu. Alat ini cenderung tidak destruktif dan tidak merusak ekosistem, karena metode pengoperasiannya yang tidak sampai merusak karang. Penggunaan alat ini dilakukan oleh beberapa nelayan dengan berenang, mengejutkan ikan-ikan karang sambil membawa alat penggiring. Dinamakan pukat ikan karang karena tujuan utamanya adalah menangkap jenis-jenis ikan karang.
Metode Penangkap ikan
Menurut Subani dan Barus 1989 proses pengoprasian muroami
adalah sebagai berikut :
a.
Mengetahui dan dapat memperkirakan adanya kawanan ikan yang dilakukan oleh beberapa nelayan dengan cara menyelam dengan menggunakan kacamata air.
b. Menngetahui keadaan arus air antara lain kemungkinan adanya arus
atas dan
bawah serta mengenai kekuatan arus. Kekuatanarus skala sedang adalah
yang paling baik untuk pemasangan atau penanaman jaring.
c. Pemasangan jaring dilakukan demikian rupa sehingga membentuk huruf V dan l letak ujung depan kaki yang pendek harus berada di tempat dangkal dimana karang berada, sedangkan ujung kaki panjang diletakkan ditempat dalam.
d. Penggiringan segera dilakukan setelah pemasangan kantong yaitu dengan
mengam bil tempat anatara ¼ - 1/3 dari bagian ujung kaki yang belakang.
Muroami umumnya dioprasikan satu hari atau one day fishing. Satu
unit penangkapan muroami rata-rata melakukan 2-3 kali setting dalam
satu hari penangkapan. Muroami biasanya berangkat sekitar pukul 6-7
pagi, satu jam setelah pemberangkatan penyelam mengamati daerah
penangkapan dimana muroami akan dioprasikan. Setelah mendaptkan
lokasi, kapal yang memuat jaring dan palkah mulai menempatkan jangkar,
kemudian para penyelam memasang jaring pelari dan jaring kantong pada
kedalaman sekitar 5 hingga 35 m.Faktor yang cukup penting dalam
pengoprasian muroami adalah arus yang membantu jaring kantong dapat
terbuka secara sempurna. Penyelam naik kekapal yang memuat kompresor
hookah setelah pemasangan jaring selesai dan bersiap melakukan penyelaman
tahap kedua. Tahap ini termasuk di dalamnya adalah proses penggiringan.
Penyelam mengangkat jaring kantong ke permukaan secepat mungkin, setelah
ikan digiring kedalam jaring kantong. Kemudian penyelam kembali masuk
kedalam perairan untuk jaring pelari
(Samsudin, 2011).
Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama dari alat tangkap
ini adalah ikan ekor kuning (Caesio cuning). Selain ikan tersebut alat ini juga
menangkap jenis ikan karang lainnya yang merupakan hasil tangkapan sampingan
seperti ikan penjalu (Caesio coerulaureus), pisang-pisang (C.Chrysononus),
sunglir (Elagatis bipinnulatus), selar kuning (Caranx leptolepis), dan kuwe
macan (Caranx spp.) (Samsudin, 2011).
DAFTAR
PUSTAKA
Fiqrin. 2008. Gillnet. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/gillnet/.
Diakses pada tanggal 10 April 2012 pukul 08.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar